Wednesday, November 5, 2008

I WAnt the ReCitAL........

Reading and reciting poetry are among the things that I miss so much. i used to read and recite poems since i was a kid. i have a collection of poetry that i would choose to recite at any occasion i was invited to perform. I have some Rahman Shaari's in my list. DI HALAM KEMBANG SEPATU INI SELAMANYA SEJAHTERALAH WARGA and SAJAK ANAK are among my favorite. Sajak Anak is a very interesting poem portraying a mom's love towards her disobedient daughter. i would definitely recite that poem whenever the audience requested me to. hahah macam ade fan la pulak kan... however Sajak Anak is very interesting.. there are dialogues which means i need to differentiate the tones ( which i loooooooooove a lot) hmmm.. cakap byk x guna jgk kan.. let's read the poem from Rahman Shaari..

~@@@~Sajak Anak~@@@~

aku tiba sebelum senja
pintu rumah tertutup
anak kucing
di anak tangga.
kumatikan bising motosikal
tanpa panggil
pintu rumah terbuka

mak sum seperti dulu
tangan kiri di kepala, menggaru
tangan kanan memegang pintu

aku bertanya tentang milah,
jawabnya tiada di rumah
'milah keluar dengan lakinya'
aku heran:
'bila menikah?'
'menikah belum', jawab mak sum

tangan mak sum luka-luka
dan pakaian tidak terjaga
bila kuusik: 'mak sum masih muda',
dia menari dan ketawa.
tapi dia cepat mengubah suasana
bila kusebut nama suaminya
bertukarlah wajah dan suara itu
seperti matinya pak hamid
baru pagi tadi.

kemudian kutanya tentang tangannya
kenapa luka?

dia menangis lagi
dan bertanya kembali
apakah benar tuhan gagah?
kukatakan padanya tuhan perkasa
dan dia lagi bertanya
kenapa tuhan tiadak memulas
kepala milah?

'lukaku ini dipukul milah
dia anak yang tidak senang
melihat aku riang
menyanyi dan menari di rumah orang'.

aku faham lantas berkata
'tuhan adil,
itu anak durhaka,
mak sum jangan bimbang
tempat milah nanti di kawah
di bawahnya api ganas
milah akan menjerit kepanasan
memanggil emak
memanggil tuhan'.

mak sum kembali riang
'tak kan kutolong, tak kan kutolong',
bila aku mau pulang,
hidupkan enjin motor burukku
mak sum memanggil lagi
menangis lagi.

'Katakan pada tuhan,'jeritnya'Jangan rebus si milah,
dia anak aku'.

**********************************************************

Aku selalu menitiskan air mata tiap kali sajak ini ku baca.. dan akan terus air mata ini tumpah....

No comments: